Ormas JMP Salurkan Bantuan Perlengkapan Belajar untuk Masyarakat Adat Besipae

Ormas JMP NTT Roy Nait saat menyerahkan bantuan perlengakap belajar kepada tokoh masyarakat adat Besipae. (foto/istimewa)
NTT, RIAURILIS.COM - Program sosial Organisasi Kemasyarakatan (ormas) Jangkar Merah Putih (JMP) kembali bergulir, Rabu (3/7/2024). 
 
Kali ini menyentuh masyarakat adat Besipae yang mendiami tanah adat Pubabu di Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 
Giat sosial yang diinisiasi oleh Ketua Umum Ormas JMP Hubertus Herminus ini, digelar dengan tajuk "JMP Peduli".
 
Kegiatan ini berupa penyaluran bantuan perlengkapan belajar untuk masyarakat adat Besipae yang duduk di bangku SD dan SMP dalam menyambut kalender pendidikan nasional Tahun Ajaran 2024/2025 yang dimulai 8 Juli 2024.
 
Bantuan perlengkapan belajar diserahkan Ketua Ormas JMP NTT Roy Nait melalui tokoh masyarakat adat Besipae, yang untuk selanjutnya disalurkan langsung untuk 80 anak-anak Besipae. 
 
Sekretaris Ormas JMP NTT Elvin Chendra turut mendampingi penyerahan bantuan, bersama Tua Adat dan Tim JMP Peduli lainnya.
 
“Karena visi misi ormas nasional JMP adalah bidang sosial, pendidikan, ekonomi dan kebudayaan, maka tujuan kegiatan ini dilaksanakan adalah sebagai implementasi visi misi tersebut,” ujar Roy Nait. 
 
“Giat ini juga merupakan bentuk kepedulian Ormas JMP terhadap masyarakat, khususnya anak-anak masyarakat adat Besipae yang masih duduk di bangku sekolah, sehingga dapat membantu keperluan sekolah yang dibutuhkan,” tambahnya.
 
Lebih jauh Roy Nait memaparkan bahwa penyaluran bantuan perlengkapan belajar untuk anak-anak masyarakat adat Besipae, adalah murni kegiatan sosial ormas nasional JMP tanpa ada kepentingan politik apapun.
 
“Orang susah di NTT tentulah sangat banyak. Kami harus benar-benar memprioritaskan sasaran bantuan. Jika pada akhirnya kami memilih membantu anak-anak di Besipae, itu karena masyarakat adatnya sedang mengalami penggusuran sebagai dampak konflik agraria dengan pemerintah daerah terkait status kepemilikan tanah adat,” ungkapnya.
 
Menurut penuturan masyarakat, akibat konflik agraria sejak tahun 1985 tersebut, masyarakat adat Besipae digusur dari hutan adat yang sudah ratusan tahun mereka diami.
 
Bahkan bangunan rumah yang selama ini menjadi tempat pengungsian warga dalam mempertahankan hutan adat mereka, dirusak dan dirubuhkan pada tahun 2020 yang lalu. 
 
Imbasnya, 29 KK saat itu terpaksa hidup di bawah pohon beralaskan tikar dan beratap langit.
 
“Kalau bukan kita yang membantu mereka lalu siapa lagi?” ujar Roy Nait retoris. 
 
“Sikap memberi bukan saat kita sedang mengalami kelimpahan saja. Meskipun saat ini kita hidup seadanya, kita juga harus tetap berbagi. Di Besipae saya betul-betul melihat, betapa kehidupan masyarakat adat di sana sangat-sangat memprihatinkan.” jelasnya.
 
Elvin Chendra juga menambahkan semoga program JMP Peduli dapat membantu peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Besipae. 
 
Ia berharap konflik agraria di hutan adat tersebut dapat segera berakhir demi memastikan kemajuan kehidupan masyarakat.
 
Kunjungan Tim JMP Peduli ke Besipae disambut penuh antusias oleh masyarakat.
 
Kedatangan mereka disambut secara adat dengan tata cara penerimaan tamu yang menggunakan bahasa daerah, yang dalam hal ini dipimpin tokoh masyarakat adat Besipae, Nikodemus Manao.
 
Acara adat penerimaan tamu dilanjutkan dengan pengalungan selendang tenun ikat Timor kepada semua Tim JMP Peduli, sebagai bentuk tradisi lokal dan penghormatan kepada setiap tamu yang berkunjung ke tanah adat Pubabu, tempat masyarakat adat Besipae berdiam.
 
Bentuk bantuan perlengkapan belajar yang dibagikan kepada anak-anak masyarakat adat Besipae berupa 80 pasang pakaian seragam sekolah. 
 
Nampak raut wajah polos anak-anak begitu gembira saat menerima perlengkapan belajar tersebut. Senyum dan ucapan terima kasih pun tak henti-hentinya mereka sampaikan.
 
Nikodemus juga sangat mengapresiasi kehadiran Tim JMP Peduli. 
 
Beliau menyampaikan bahwa seluruh masyarakat adat Besipae sangat berterima kasih atas kunjungan tim yang sudah berkenan berbagi kasih untuk bertemu dengan masyarakatnya.
 
“Terima kasih buat Jangkar Merah Putih bersama bapa Roy sebagai ketua, dan tokoh adat, Tua Adat, yang hari ini berkunjung ke Besipae, Pubabu, dan bertemu dengan kami di sini, dan memberikan pakaian sekolah bagi anak-anak kami, baik dari SD sampai ke SMP. Kami masyarakat di sini tidak ada sesuatu untuk membalas imbalan baik bapa Roy bersama dengan teman-teman. Tetapi menjadi doa kami, Tuhan akan Memberkati semua pekerjaan yang bapa Roy lakukan bersama dengan teman-teman yang ada,” ujar Nikodemus terharu.
 
Kunjungan Tim JMP Peduli diakhiri dengan persembahan lagu terima kasih dari semua anak-anak masyarakat adat Besipae. (rr1)