Membaca Tekad Kelmi Amri Menuju Kursi Rohul Satu...

Kelmi Amri, SH. (foto/istimewa)

TEKAD Kelmi Amri, merebut kursi Bupati Kabupaten Rokan Hulu, lewat Pilkada November 2024 nanti, sudah bulat.

Tak ada yang perlu dipertanyakan lagi. Di banyak kesempatan, ia memang sudah sering menegaskan, siap maju.

Bahkan soal keharusannya mundur sebagai anggota DPRD Provinsi Riau periode 2024-2029, tak lagi menjadi pertimbangannya.

Ibarat pribahasa; sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Ketika satu keputusan telah diambil, maka tak ada lagi keragu-raguan.

Ya! Keputusan besar ini sudah diambilnya. Sekarang tinggal mengikuti mekanisme partai, sampai pada akhirnya nanti, ia diputuskan oleh partai pengusungnya, Partai Demokrat, bersama partai koalisi, untuk berlayar.

"Bismillah. Menuju Rokan Hulu, Bahagia Lahir dan Batin," ujar Kelmi dalam banyak kesempatan, yang menjadi cita-cita besarnya kelak jika terpilih menjadi Bupati Kelima Rokan Hulu.

Sesungguhnya, atas keputusan ini, banyak yang menganggap sebuah spikulasi. Sebab harus meninggalkan kursi DPRD Riau yang sudah di tangan, sementara kursi bupati, belum menjadi kepastian.

Tapi, bagi yang mengikuti perjalanan karir politik Kelmi Amri sejak lampau, hingga ia duduk di kursi legislatif, dan akan memasuki periode kedua, sepertinya keputusan ini, sesungguhnya adalah momentum yang tepat dan terukur.

Inilah saatnya Kelmi Amri, yang bertitel sarjana hukum, jika ingin menjajaki karirnya di kursi eksekutif. Sementara kursi legislatif, sudah dilewati 10 tahun berlalu. Dari DPRD Rokan Hulu, sampai sekarang di DPRD Provinsi Riau.

Jika momentum ini terlewatkan, maka akan lama lagi, ia akan dapatkan momentum serupa. Bahkan bisa tidak ditemukannya lagi di waktu mendatang.

Artinya, kalkulasi ingin menjadi bupati saat ini, bukanlah keputusan kaleng-kaleng. Tapi sudah dibaca secara cermat, hingga akhirnya tekad itu kini menjadi bulat. Tak lagi petak, atau lonjong.

Sederhana saja membacanya. Dari sisi pengalaman atau jam terbang. Ia sudah pernah menjadi Ketua DPRD Rokan Hulu dan lanjut menjadi anggota DPRD Provinsi Riau, dengan jabatan Ketua Fraksi Partai Demokrat.

Sementara dalam kepengurusan partai, diawalinya dari Ketua DPAC Partai Demokrat Tambusai Utara dan sekarang memasuki periode kedua sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Rokan Hulu.

Di bawah kepemimpinnya pula, untuk periode 2024-2029, anggota DPRD Rokan Hulu dari partai yang dipimpinnya, meraih suara dari empat kursi, melonjak menjadi 7 kursi. Hampir 100 persen lonjakannya.

Sementara ia sendiri, berhasil mempertahankan 1 kursi di DPRD Provinsi Riau dari Dapil Kabupaten Rokan Hulu.

Hebat bukan? Itu jelas capaian yang tidak mudah dan bisa dibanggakan.

Tapi perlu untuk diketahui, semua capaian tersebut, bukanlah sebuah hadiah, atau warisan. Sebab pria yang berasal dari pelosok kampung, Kuala Mahato ini, bukan berasal dari keluarga politisi dan bukan pula berasal dari keluarga mapan.

Namun berkat kegigihannya, perjuangannya dan dedikasinya yang tinggi terhadap organisasi, berhasil membentuknya menjadi sosok yang matang ketika terjun ke arena politik praktis, di usianya yang masih relatif muda.

Ketika masih di bangku sekolah, ia sudah aktif menjadi pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Lanjut di bangku kuliah, aktif menjadi aktivis lewat organisasi kampus, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Badan Legislatif Mahasiswa (BLM).

Bahkan ia pernah diamanahkan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu Pekanbaru. Sebuah organisasi bergensi di kalangan mahasiswa yang berasal dari negeri seribu suluk.

Tak cukup sampai disitu. Setelah menyelesaikan bangku kuliahnya, ia tetap disibukkan dengan urusan organisasi.

Paling terkesan baginya adalah, sempat diamanahkan memimpin organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Rokan Hulu, dengan ragam dinamikanya.

Setelah kematangan terbentuk lewat berbagai jenjang organisasi tadi, barulah ia terjun menjadi pengurus organisasi partai.

Proses ini dilewatinya juga tidak mudah. Ia memang memulainya dari nol. Bolak balik Pekanbaru-Mahato, dengan sepeda motor butut, sudah menjadi santapannya kala itu.

Dan pernah juga merasakan jadi caleg gagal. Tapi semua proses itu dianggapnya sebagai pembelajaran, yang tak akan didapatnya dari bangku pendidikan formal.

Hingga akhirnya, seiring waktu, harapan demi harapan, pelan-pelan, dapat terwujud.

Bahkan lompatan karirnya, dinilai cukup cemerlang. Kursi Ketua DPRD Rokan Hulu sisa masa jabatan 2015-2019, yang tak pernah dibayangnya akan ia duduki, sempat ia rasakan.

Dari situ, baru lanjut menjadi anggota DPRD Provinsi Riau periode 2019-2024. Tapi saat memutuskan ikut mencaleg untuk DPRD Riau kala itu, juga sempat menjadi perbicangan sinis.

Baru satu periode di DPRD Rokan Hulu, dengan predikat sebagai politisi muda, banyak orang yang meragukannya bisa lolos. Sebab saingannya adalah para politisi senior, yang sudah punya jam terbang.

Sehingga, saat itu banyak yang menyarankan, untuk ia tetap maju di DPRD Rokan Hulu, yang diyakini akan mudah ia dapatkan, karena terbantu dengan statusnya sebagai Ketua DPRD Rokan Hulu.

Namun, pikiran itu akhirnya berhasil ia patahkan. Berkat kejeliannya membaca peluang, yang diikuti kerja-kerja keras di lapangan, ia berhasil lolos, dengan mengalahkan para senior lainnya.

Nalurinya yang tajam membaca peluang, tentu didapatkannya bukan dengan instan, tapi sudah diasahnya sejak ia aktif berorganisasi dari bangku sekolah, saat menjadi aktivis mahasiswa dan di berbagai kegiatan kepemudaan di tengah masyarakat.

Itu artinya, keputusan besar yang diambilnya saat ini, untuk bertarung merebut kursi Bupati Rokan Hulu, dengan harus meninggalkan kursi DPRD Provinsi Riau, sesungguhny bukanlah sebuah perjudian atau spikulasi kosong.

Tapi, sudah melewati kalkulasi yang matang dan terukur, dengan kerja-kerja politik secara keras di lapangan, demi mewujudkan Rokan Hulu Bahagia Lahir dan Batin. Insya Allah!!!
.
.
Kasri Jumiat
Jurnalis